“Pak Uri, saya mau titip di belikan makan.”
“Pak Uri, di mana? Saya mau minta
di anter ke SPBU km 62”
“Pak Uri, saya masuk sore. Jemput
di depot jam 11 malam ya..”
Itu adalah beberapa contoh isi sms atau percakapan di telpon saya dengan
Pak Uri. Kebanyakan saya minta di belikan makan. Sisanya, setiap masuk shift
sore saya minta tolong di antarkan pulang ke kosan. Kadang, saya juga minta di
antarkan ke SPBU km 62, tempat menunggu bus untuk pulang ke Jakarta. Biasanya
setelah saya sms, tidak ada jawaban dari Pak Uri, tapi tak berapa lama kemudian
Pak Uri datang . MasyaAllah.. saya yakin
pasti ini adalah bagian dari kemudahan yang Allah beri untuk saya. Saya yakin
ada campur tanganNya yang menggerakkan hati Pak Uri untuk membantu saya.
Jadi memang, ternyata hidup di
kota yang bernama Cikampek ini tidak mudah. Lebih tidak mudah lagi untuk orang
yang nggak bisa naik motor seperti saya (Hiks, kemana aja sih Ndah..kenapa nggak
dari dulu belajar naik motor? L).
Dan, ke-tidak-mudahan itu pun bertambah
dengan tidak adanya Gojek/Grabbike/Uber. Kalau ketika di Bandung saya bisa mengandalkan
Gocar/Grabcar even di jam setengah satu pagi, di sini nggak bisa. Padahal di
tengah kerja saya yang shift-shiftan, keberadaan si ojek online itu sangat di
butuhkan. Huffht.. Cikampek
lebih keras dari Jakarta ya, sis! Makaaa saya pun bertekad untuk bisa naik motor! hohoho (bisa Ndah! InsyaAllah..).
Oke, kembali lagi ke Pak Uri. Pak
Uri ini adalah satu dari tiga OB yang ada di depot (baca : terminal BBM tempat
saya bekerja) tapi beliau yang paling banyak membantu saya. Kabarnya, rumahnya di
belakang depot. Kabarnya lagi punya 8
anak dengan jarak usia yang tidak jauh dan masih ada yang balita. Banyak ya 8
anak.. padahal Pak Uri ini usianya sudah sekitar 50 tahun-an. Jadi, bagi yang
membaca tulisan ini mari sama-sama kita doakan semoga Pak Uri selalu di beri
kesehatan dan di lapangkan rezekinya J.
Bicara mengenai kemudahan di balik kesulitan, kembali mengingat ayatnya dalam surat Al-Insyiroh ayat 5-6, Allah Ta’ala berfirman :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS.
Al-Insyiroh : 5-6)
Sedikit penjelasan,
digunakan kata ma’a dalam
kedua ayat di atas, yang asalnya
bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai
kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan,
“Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan
sempit, pen), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan
kesulitan tersebut” Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit
untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus
menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun [1]
Maka yakinlah, kemudahan
akan selalu menyertai kesulitan. Seperti saat kita ujian di sekolah, setiap kita
mampu menjawab soal pertanyaan sejatinya bukanlah semata-mata karena ikhtiar
belajar yang sudah kita lakukan tapi karena Allah memberi kita kemudahan untuk
mengingat apa yang sudah kita pelajari sehingga kita mampu menjawab soal demi
soalnya. Allah itu Maha Baik yang kebaikannNya banyak, menyelinap dari arah
yang bahkan tidak kita sangka-sangka atau bahkan tidak kita sadari. Allah itu
Maha Dekat yang kemudahanNya begitu dekat, membersamai kesulitan yang kita
hadapi. Jadi cobalah perhatikan kembali, mungkin karena kita selalu berfokus pada kesulitan ada kemudahanNya yang terlewat
untuk kita syukuri padahal begitu dekat. Seperti Pak Uri ini, adalah bentuk
kemudahan Allah untuk saya yang begitu dekat. Alhamdulillah.. J
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan
orang yang mampu mengambil hikmah dari setiap skenario-Mu, yang sabar dalam
menghadapi setiap ketentuan-Mu, yang mampu mensyukuri setiap cuil pemberianMu. Aamiin.
2:03. Cikampek.
[1] https://rumaysho.com/639-yakinlah-di-balik-kesulitan-ada-kemudahan-yang-begitu-dekat.html
gambar : www.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar